16 Februari 2009

Nikah Tradisional Mulai Ditinggalkan

DIPONEGORO – Tren pernikahan rupanya terus mengikuti gejala modernisasi. Sebagian besar calon pengantin memilih melangsungkan upacara sacral tersebut secara modern. Hal itu setidaknya terungkap saat dihelatnya pameran pernikahan tradisional di Pusadai Jabar, Jalan Diponegoro, yang berakhir kemarin.

Koordinator pelaksana pameran Fordy menilai pernikahan bergaya tradisional mulai dilupakan. Itulah yang kemudian mendorongnya menggelar pameran. “Selain itu, untuk mengumpulkan komunitas-komunitas tradisional yang selama ini tersebar di Kota Bandung maupun di luar kota,” terangya kepada Bandung Ekspres, kemarin.

Fordy bersyukur pamerannya mendapat sambutan antusias. Selama tiga hari pelaksanaan, antusiasme warga kota untuk datang ke pameran cukup tinggi. “Antusiasme mereka cukup tinggi,” lanjutnya.

Sementara itu, istri pertama kiai kondang Abdullah Gymnastiar, Ninih Muthmainnah, mengimbau para istri untuk tidak terlalu mencintai suaminya. “Nanti akhirnya akan kecewa,” ujarnya saat talkshow bertema “Persiapan Menjelang Nikah” di arena pameran.

Teh Ninih -sapaan akrabnya- menambahkan, pernikahan bukan pekerjaan main-main. “Karena pernikahan bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat,” ujarnya.

Dia kemudian mengungkapkan pengalamannya ketika menikahkan putri pertamanya, Gaidha Tsuraya. “Itu merupakan pengalaman yang sangat berharga. Ternyata antara teori dan kenyataan sangat jauh berbeda. Tapi lebih indah,” lanjutnya.

Menyinggung boleh atau tidaknya upacara tradisional dalam pernikahan, Ninih mengungkapkan bahwa itu sah-sah saja. “Asal itu tidak bertentangan dengan syariat,” tegasnya. Ia mencontohkan tradisi menarik bakakak ayam jangan dikaitkan dengan nasib pengantin ke depan.

“Jadi jika bagian sang istri lebih besar, terus hal dikaitkan dengan rezekinya yang akan lebih besar, itu baru nggak boleh,” ungkapnya.(han)

Tidak ada komentar: